Alam menjadi kelas bagi siswa Nusa Penida

Juli 17, 2013 -Yayasan Pecinta/Penyantun Taman Nasional (FNPF) mengubah hutan bakau berlumpur dan bergoyang bidang rumput laut menjadi ruang kelas untuk hari untuk membantu mengajar sekelompok siswa SMA Bali tentang konservasi.

Awal bulan ini FNPF dan sekitar 25 siswa dan guru melanjutkan pemantauan kunjungan lapangan sebagai bagian dari UNESCO Sandwatch Program pendidikan konservasi. FNPF telah bekerja sama dengan UNESCO untuk menjalankan program Sandwatch di tiga sekolah tinggi di Nusa Penida dan Nusa Lembongan pulau, just off the coast of Bali.

Through Sandwatch students, and community members, learn about climate change and conservation, dan bersama-sama mempelajari dan menganalisis masalah yang dihadapi lingkungan lokal mereka. They decide whether any local problems could be caused by climate change and look at possible solutions. FNPF has been running the Sandwatch program on Nusa Penida and Nusa Lembongan since the beginning of the year.

Pada 9 Juli, 2013 students from two of the schools  SMA 1 Nusa Penida and SMKN 1 Nusa Penida – got together for an observation field trip to neighboring Nusa Lembongan. Trekking through knee-deep mud the students visited a mangrove forest where they had previously planted 600 bibit. The saplings, planted a couple of months earlier, were healthy, strong and growing well.

Selanjutnya siswa naik perahu nelayan tradisional Indonesia lama dan berlayar jarak pendek ke laut untuk memeriksa kondisi lapangan rumput laut yang ditemukan di sekitar pulau. Banyak rumput laut berarti air dan ekosistem yang sehat dan bersih. The students had the chance to snorkel and monitor the seagrass up close – they found it was in excellent condition.

Perjalanan lebih jauh orang-orang muda terjun kembali ke air untuk snorkeling melalui salah satu terumbu karang yang mengelilingi pulau. Mereka melihat banyak spesies yang berbeda dari ikan berenang melalui karang, yang berarti juga sehat. Air adalah sangat jelas, indikator mengapa kehidupan karang dan laut sedang berkembang.

"Ini adalah hari yang menyenangkan, dan itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar tentang monitoring dan mengamati tangan pertama mengapa melindungi lingkungan mereka adalah masalah penting seperti,"Kata CEO FNPF dan Pendiri Dr Bayu Wirayudha.

Hari berikutnya staf FNPF dan relawan bertemu dengan murid di sekolah mereka untuk berbicara tentang bagaimana mereka bisa menafsirkan informasi yang telah mereka kumpulkan selama tujuh bulan terakhir, serta cara-cara mereka bisa memperbaiki lingkungan di Nusa Penida. The students have another seven months of activities to come as they continue the Sandwatch program.

Sandwatch adalah salah satu dari banyak proyek yang beragam FNPF terlibat dalam on Nusa Penida. Jika Anda ingin membantu kami melindungi salah satu pulau ajaib Indonesia, silakan menyumbangkan hari ini. Setiap jumlah sumbangan.


Komentar ditutup.